Besaran
adalah segala sesuatu yang dapat diukur
yang memiliki nilai dan satuan. Besaran menyatakan sifat dari benda. Sifat ini dinyatakan
dalam angka melalui hasil pengukuran. Oleh karena satu besaran berbeda dengan besaran
lainnya, maka ditetapkan satuan untuk tiap besaran. Satuan juga menunjukkan bahwa
setiap besaran diukur dengan cara berbeda.
Besaran fisist erdiri dari:
BesaranPokokdanBesaranTurunan.
Besaran pokok adalah besaran yang satuan nya telah ditetapkan terlebih dahulu
dan tidak diturunkan dari besaran lain.
Panjang/Jarak
Satuan panjang
adalah “meter”. Sedangkan definisi dari satuan “meter” : “satu meter adalah jarak
yang ditempuh cahaya (dalamvakum) dalam selang waktu 1/299,792, 458 sekon.”
Massa
Satuan massa
adalah “kilogram” (disingkat kg). Sedang definisi dari satuan “kilogram” :
“satu kilogram adalah massa sebuah kilogram standar yang disimpan di lembaga Timbangan
dan Ukuran Internasional (CGPM ke-1, 1899)”
Waktu
Satuan waktu
adalah “sekon” (disingkat s) (detik).Definisi adalah selang waktu yang
diperlukan oleh atom sesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak 9 192 631 770
kali dalam transisi antara dua tingkat energi di tingka tenergi dasarnya (CGPM
ke-13; 1967)
Kuat arus listrik
Satuan kuat
arusl istrik adalah “ampere” (disingkat A).Satu ampere adalah kuat arus tetap
yang jika dialirkan melalui dua buah kawat
yang sejajar dan sangat panjang, dengan tebal yang dapat diabaikan dan diletakkan
pada jarak pisah 1 meter dalam vakum, menghasilkan gaya 2 × 10-7 newton pada setiap
meter kawat.
Suhu
Satuan suhu
adalah “kelvin” (disingkat K). Satu kelvin adalah 1/273,16 kali suhu termo dinamika
titik tripel air (CGPM ke-13, 1967). Dengan demikian, suhu termo dinamika titik
tripel air adalah 273,16 K. Titik tripel air adalah suhu dimana air murni berada
dalam keadaan seimbang denga es dan uap jenuhnya.
Intensita Cahaya
Satuan intensitas
cahaya adalah “kandela” (disingkat cd). Satu kandenla adalah intensitas cahaya suatu
sumbe rcahaya yang memancarkan radiasi monokromatik pada frekuensi 540 × 1012 hertz dengan
intensitas radiasi sebesar 1/683 watt per steradian dalam arah tersebut (CGPM
ke-16, 1979)
Selain kita
mempelajari Besaran Pokok, kita juga mempelajari Besaran turunan. Besaran turunan adalah besaran yang
satuannya diturunkan dari besaran pokok atau besaran yang di dapat dari penggabungan
besaran-besaran pokok.
Contoh besaran
turunan adalah Berat, Luas, Volume, Kecepatan, Percepatan, Massa Jenis, Berat jenis,
Gaya, Usaha, Daya, Tekanan, Energi Kinetik, Energi Potensial, Momentum, Impuls,
Momeninersia, dll. Dalam fisika, selain tujuh besaran pokok yang disebutkan di
atas, lainnya merupakan besaran turunan. Besaran Turunan selengkapnya akan dipelajari
pada masing-masing pokok bahasan dalam pelajaran fisika.
Untuk lebih
memperjelas pengertian besaran turunan, perhatikan beberapa besaran turunan
yang satuannya diturunkan dari satuan besaran pokok berikut ini.
Luas = panjang x lebar
= besaran panjang x besaran panjang
= m x m
= m2
Volume = panjang x lebar x tinggi
= besaran panjang x besaran panjang
x besaran Panjang
= m x m x m
= m3
Kecepatan = jarak / waktu
= besaran panjang / besaran waktu
= m / s
Besaran Turunan
Table
Besaran Turunan |
||||
Jenis Besaran
Turunan
|
Nama Satuan
Besaran Turunan
|
Satuan Besaran Turunan (Khusus)
|
Satuan Besaran Turunan
|
Dimensi Besaran
Turunan
|
Luas
|
meter
kuadrat
|
m2
|
[L]2
|
|
Volume
|
meter
kubik
|
m3
|
[L]3
|
|
Frekuensi
|
hertz
|
Hz
|
s–1
|
[T]-1
|
Kerapatan
|
kilogram
per meter kubik
|
kg/m3
|
[M][L]-3
|
|
Kecepatan
|
meter
per second
|
m/s
|
[L][T]-1
|
|
kecepatan
sudut |
radian
per second
|
rad/s
|
[rad][T]-1
|
|
Percepatan
|
meter
per second squared
|
m/s2
|
[L][T]-2
|
|
apercepatan
sudut |
radian
per second squared
|
rad/s2
|
||
debet
volume |
meter
kubik per sekon
|
m3/s
|
[L]2[T]-1
|
|
Gaya
|
newton
|
N
|
kg·
m/s2
|
[M]
[L] [T]-2
|
tegangan
permukaan |
newton
per meter, joule per meter kuadrat |
N/m·
J/m2
|
kg/s2
|
[M]
[T]-2
|
Tekanan
|
newton
per meter kuadrat, pascal
|
N/m2,Pa
|
kg/(m·
s)
|
[M]
[L]-1 [T]-2
|
vikositas
dinamis |
newton-second
per meter kuadrat, pascal-second
|
N
s/m2, Pa s
|
kg/(m·
s)
|
[M]
[L]-1[T]-2
|
vikositas
kinematis |
meter
kuadrat per sekon
|
m2/s
|
[L]2
[T]-1
|
|
usaha,
energi, panas |
joule,newton-meter,
watt-sekon
|
J,N
· m,W · s
|
kg·
m2/s2
|
[M] [L]2[T]-2
|
power,
heat flux |
watt,
joule per sekon
|
W,
J/s
|
kg
· m2/s2 |
[M] [L]2
[T]-2
|
heat
flux density |
watt
per meter kuadrat
|
W/m2
|
kg/s3
|
[M]
[T]-3
|
volumet
ric heat release rate |
watt
per cubic meter
|
W/m3
|
kg/(m.
s3)
|
[M]
[L]-1 [T]-3
|
koefisien
rambat panas |
watt
per meter kuadrat kelvin
|
W/(m2K)
|
kg
m/(s3 · K)
|
[M] [L]
[q] [T]-3
|
kapasitas
panas |
joule
per kilogram kelvin
|
J/(kg·K)
|
m2/(s2·
K)
|
[L]2[T]-2[q]-1
|
kapasitas
panas |
watt
per kelvin
|
W/K
|
kg·
m2/(s3 · K)
|
[M]
[L]2[T]-3[q]-1
|
konduktivitas
panas |
watt
per meter kelvin
|
kg·
m2/(s3 · K)
|
[M]
[L]2[T]-3[q]-1
|
|
muatan
listrik |
coulomb
|
C
|
A·
s
|
[A]
[T]
|
tegangan
listrik |
volt
|
V,
W/A
|
kg·
m2/(A · s3)
|
[M]
[L]2 [T]-3[A]-1
|
kuat
medan listrik |
volt
per meter
|
V/m
|
kg·
m/(A ·s3)
|
[M]
[L] [T]-3[A]-1
|
hambatn
listrik |
ohm
|
, V/A
|
kg·
m2/(A2 · s3)
|
[M]
[L]2 [T]-3[A]-2
|
konduktansi
listrik |
siemens
|
S,
A/V
|
A2·
s3/(kg · m2)
|
[A]2
[T]3 [M] [L]-2
|
konduktivitas
listrik |
ampere
per volt meter
|
A/(V
· m) |
A2·
s3/(kg · m3)
|
[A]2[T]3
[M] [L]-3
|
kapasitas
listrik |
farad
|
F,
A · sN |
A2·
s4/(kg · m2)
|
[A]2
[T]4 [M] [L]-2
|
fluks
magnetic |
weber
|
Wb,V
· s |
kg·
m2/(A · s2)
|
[M]
[L]2 [T]-2[A]-2
|
Induksi
|
henry
|
H,V
· s/A |
kg·
m2/(A2 · s2)
|
|
magnetic
permeability |
henry
per meter
|
H/m
|
kg·
m/(A2 · s2)
|
|
magnetic
flux density |
tesla,
weber per meter kuadrat
|
T,Wb/m2
|
kg/(A.
s2)
|
|
magnetic
field strength |
ampereper
meter
|
A/m
|
||
magnetomotive
force |
ampere
|
A
|
(besaran pokok)
|
|
luminous
flux |
lumen
|
lm
|
cd
sr
|
|
Luminance
|
candela
per meter kuadrat
|
cd/m2
|
||
Illumination
|
lux,lumen
per meter kuadrat
|
lx,
lm/m2 |
cd·
sr/m2
|
|
activity
(of radionuclides) |
becquerel
|
Bq
|
s–1
|
|
absorbed
dose |
gray
|
GY,
J/kg |
m2/s2
|
|
dose
equivalent |
sievert
|
Sv,
J/kg |
m2/s2
|
Dimensi Besaran
Dimensi besaran
diwakili dengan simbol, misalnya M, L, T yang mewakili massa (mass), panjang
(length) dan waktu (time). Ada dua macam
dimensi yaitu Dimensi Primer dan Dimensi Sekunder . Dimensi Primer meliputi
M (untuk satuan massa), L (untuk satuan panjang) dan T (untuk satuan waktu). Dimensi
Sekunder adalah dimensi dari semua Besaran Turunan yang dinyatakan dalam Dimensi
Primer.Contoh :Dimensi Gaya : M L T-2 atau dimensi Percepatan : L T-2.
Catatan
:
Semua besaran
fisis dalam mekanika dapat dinyatakan dengan tiga besaran pokok (Dimensi
Primer) yaitu panjang, massa dan waktu. Sebagaimana terdapat Satuan Besaran Turunan
yang diturunkan dari Satuan Besaran Pokok, demikian juga terdapat Dimensi
Primer dan Dimensi Sekunder yang diturunkan dari Dimensi Primer.
Manfaat Dimensi
dalam Fisika antara lain :
1.) Dapat digunakan untuk membuktikan dua besaran
sama atau tidak. Dua besaran sama jika keduanya memiliki dimensi yang sama atau
keduanya termasuk besaran vector atau skalar,
2.) Dapat digunakan untuk menentukan
persamaan yang pasti salah atau mungkin benar,
3.) Dapat digunakan untuk menurunkan
persamaan suatu besaran fisis jika ke sebandingan besaran fisis tersebut dengan
besaran-besaran fisis lainnya diketahui.
4.) Dapat mempermudah membaca satuan
Besaran Turunan.
Satuan dan
dimensi suatu variable fisika adalah dua hal berbeda. Satuan besaran fisis didefinisikan
dengan perjanjian, berhubungan dengan standar tertentu (contohnya, besaran panjang
dapat memiliki satuan meter, kaki, inci, mil, atau mikrometer), namun dimensi besaran
panjang hanya satu, yaitu L. Dua satuan yang berbeda dapat dikonversikan satu sama
lain (contohnya: 1 m = 39,37 in; angka 39,37 in disebut sebagai factor konversi),
sementara tidak ada factor konversi antar lambang dimensi.
Angka
Penting
Angka penting adalah angka hasil pengukuran yang terdiri dari angka pasti
(eksak) dan angka taksiran. Angka pasti diperoleh dari penghitungan skala alat
ukur, sedangkan angka taksiran diperoleh dari setengah skala terkecil. Gambar berikut adalah contoh hasil pengukuran dengan angka penting. Panjang batang adalah 16,5 mm. Angka 16 diperoleh dari menghitung skala, sedang 0,5 diperoleh dari ½ dari 1 mm. Angka 16 adalah angka pasti, sedangkan angka 5 adalah taksiran.
Aturan penulisan angka penting
1. Semua angka bukan nol adalah
angka penting.
2. Angka nol dibelakang angka bukan
nol adalah bukan angka penting, kecuali diberi tanda khusus misal garis bawah.
3. Angka nol yang terletak diantara
dua angka bukan nol adalah angka penting.
4. Angka nol di depan angka bukan
nol adalah bukan angka penting.
5. Angka nol dibelakang tanda
desimal dan mengikuti angka bukan nol adalah angka penting.
Contoh
No
|
Angka
|
Jumlah
Angka Penting
|
Menurut
aturan
|
1
2
3
4
5
6
|
2356
250
3000
303
0,020
2,00
|
4
2
4
3
2
3
|
Nomor
1
Nomor
2
Nomor
2
Nomor
3
Nomor
4
Nomor
5
|
Aturan penjumlahan angka penting.
1. Penjumlahan/pengurangan angka
pasti dengan pasti menghasilkan angka pasti.
2. Penjumlahan/pengurangan angka
pasti dengan taksiran meghasilkan angka taksiran.
3. Hasil penjumlahan angka penting
hanya memuat satu angka taksiran.
Contoh penjumlahan angka penting
atau
Contoh pengurangan angka penting
atau
Keterangan:
1. Perkalian/pembagian antar angka pasti dengan angka pasti hasilnya angka pasti.
2. Perkalian/pembagian antar angka pasti dengan taksiran hasilnya angka taksiran.
3. Hasil perkalian/pembagian angka penting hanya memuat satu angka taksiran.
Dengan ketentuan ini ternyata hasilnya memiliki angka penting yang jumlah angka penting sama dengan jumlah angka penting terkecil yang dikalikan.
Contoh :
- 2 angka penting x 4 angka penting = 2 angka penting
- 5 angkapenting x 3 angka penting = 3 angka penting
Contoh perkalian angka penting
atau
Contoh pembagian angka penting
8,8 : 1,222 = 3,6903 = 3,7
7,788 : 2,2 = 3,54 = 3,5
Jangka sorong
Jangka sorong digital
Jangka sorong
digital dengan ketelitian 0.01 mm
Jangka sorong
manual
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai
seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam
dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian
dan ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi
dengan display digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah
0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang di atas 30cm.
Kegunaan jangka sorong adalah:
- untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
- untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur;
- untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara "menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada gambar karena berada di sisi pemegang.
Cara
Membaca Jangka Sorong
Buka
rahang geser jangka sorong ke sebelah kanan untuk memudahkan memasukkan benda
yang akan diukur.
Geser
lagi rahang ke sebelah kiri dengan rapat agar mendapatkan hasil pengukuran yang
optimal.
Ada
dua angka NOL pada jangka sorong di bawah. Yang pertama pada skala atas (ujung
kiri), yang kedua di baris bawahnya agak ke tengah.
Perhatikan
garis pertama sebelum angka NOL yang bawah. setelah angka 1 adalah 1,1,
kemudian 1,2, 1,3 dan seterusnya. Sehingga disini kita dapat angka 1,2.
Perhatikan
garis yang berhimpit antara skala atas dan skala bawah, cari yang nyambung
dengan lurus garis atas dan bawahnya. Di contoh didapat angka 6 atau
sesungguhnya 0,06 .
Jumlahkan dua angka yang di dapat tadi.
Jumlahkan dua angka yang di dapat tadi.
Jadi cara pelaporan data hasil pengukuran adalah:
L = x ± Δ x |
Sebagai contoh jangka sorong di atas, ketelitiannya atau skala terkecilnya adalah 0,01 cm, sehingga
Δ x = 1/2 × 0,01 cm = 0,005 cm.
terbaik
ReplyDelete